Perubahan Ikram

Pagi ini sekolahku yang terkenal dengan kebersihan, kesejukan dan lain-lain tampak proses belajar-mengajar yang baik, tetapi dibalik itu semua tampak 1 kelas yang tidak belajar dan hanya bermain-main didepan kelas, kelas tersebut merupakan kelas yang terkenal dengan pembonrontakan murid-muridnya pada saat belajar. Sampai ketikakepala sekolah mereka masuk kedalam kelas mereka, mereka semua diam. Tetapi itu hanya sementara ketika Ikram yang dikenal sebagai anak yang nakal dan pemberontak meneriaki temannya yang sedang lewat didepan kelasnya, anak-anakpun kembali menjadi seperti seorang preman pasar yang kerjanya hanya rebut terus.
“Diam……..diam” Bentak kepala sekolah dengan memukul meja. sebenarnya tindakan kepala sekolah memukul meja itu gak baik, tapi dia udah keburu emosi.
“Apaan sih kok kita disuruh diam, siapa dia ngatur-ngatur kita”ucap Ikram
“Kepala sekolah Ikram” teriak Ari.
“Ooo kepsek, kirain siapa?”
Kepalah sekolah menjadi sangat marah, ia kemudian berdiri dan langsung menarik Ikram dari tempat duduknya.
Ikraam heran mengapa ia ditarik, ternyata itu karena kesalahannya membuat gaduh seluruh isi kelas saat itu.
“Pak” kataku memanggil kepalah sekolah.
“Ya Vitaa ada apa?”
“Pak, kalau boleh Ikramnya diamaafin pa’ mungkin ia nggak sengaja.”
“Gak usah belain aku, emang kamu siapa?” Teriak Ikram
“diam, baik kalau itu memang kesalah pahaman. Kali ini bapak akan maafin kamu. Tapi, jangan terulang lagi.”
Ikram hanya terdiam dengan raut wajah yang gak suka ama aku
Ikram kemudian dilepasin oleh kepalah sekolah, tanpa basa-basi ia langsung menghampiriku dan kemudian memarahiku.
“Pahlawan kesiangan? Ha…………..ha…….” Teriak semua anak-anak.
Semuanya tertawa tanpa memperdulikan persaanku, yang hanya ingin menolong Ikram.
Ari dan Ikram kemudian pergi meninggalkan suasana kelas yang baru saja di buat gaduh. Mereka berdua keluar dari sekolah dengan memanjat pagar yang berada disamping kelas. Sedangkan aku dengan perasaan sedih dan malu karena dipermalukan kembali ke tempat duduk dan kembali membaca.
Beberapa jam kemudian setelah proses belajar mengajar berlangsung bel berbunyi bertanda sudah waktunya untuk pulang. Aku memasukkan semua bukuku ke tas dan bergegas pulang. Digerbang, aku kembali melihat Ikram memalak adik kelas.
Anak kelas satu tersebut memberikan uangnya kepada Ikram Karena diancam. Aku pun menghampiri dan meneriaki mereka.
“ ada pahlawan kesiangan nih, aduh takut,” ledek ikram.
“Ih………..serem” Ucap teman-teman Ikram
“Apa-apaan kalian??? Itu duit buat ongkos dia pulang tau. Ntar kalau pulang dia naik apa? Kalau kalian ngambil duitnya.”
“Terus?” Balas Ikram
“Terus, jangan diambil dong, kasian.”
“terserah aku.”
Ikram dan teman-temannya pun langsung pergi meninggalkan kami berdua tanpa ada rasa kasian pada adik kelas tersebut. Jemputanku datang, tanpa pikir panjang aku mengajak adik kelas tersebut naik.
“makasih atas pertolongan ka’.”
“Sama-sama, ngomong-ngomong adik tinggalnya dimana? Jauh‼”
“lumayan jauh, ditempuhnya harus pakai kendaraan yang cepat,.”
“jalan apa?”
“Jalan anggrek blok E 100”
“Jalan anggrek? Kebetulan searah, Kalau kakak tinggalnya di jalan melati Blok A no. 84, kalau mau jalan-jalan kerumah kaka’ boleh. Kakak malah senang kalau ada teman ke rumah’”
“makasih,”
“Pak, ntar kalau sudah jalan anggrek Blok E 100 berhenti ya pak? Itu udah rumahnya adik………..ngomong-ngomong nama adik siapa? Dari tadi ngobrol belum tau namanya.”
“Indra kak.”
“Indra‼! Kalau nama kakak Vitaa,”
“Non uda nyampe non” Kata supirku.
“rumahnya ya?”
“Iya kak, ini rumah aku.” Kata Indra sambil melangkah turun mobil
“Kalau begitu, kakak pulang ya!”
“Ga` mampir dulu kak!”
baca selengkapnya DI SINI

Komentar

Postingan populer dari blog ini

tempat wisata pantai salolo di luwu

Kerjasama di lingkungan Rumah, sekolah dan kelurahan

Seragam Pramuka Baru