Chila dan DiriNya
Sifat dan tingkah laku kekanak-kanakan semakin membuat Chila menjadi pendiam, ia merasa karena sifat dan tingkahnya itu membuatnya menjadi bahan celaan anak-anak di kelasnya. Perasaan ingin berubahpun menghampirinya. Ia mencoba merubah semua penampilannya. Esok harinya, penampilan baru sudah didepan mata. Semua yang melihatnya saat itu heran tak menyangkah ia bisa secepat ini berubah. Katanya, ini merupakan usahaku untuk diriku agar tidak menjadi bahan celaan kalian semua. Soalnya aku sudah cape melihat kalian mempermainkan aku tiap hari tanpa henti. Beberapa bulan perubahannya, tak ada satupun yang mempermainkannya lagi. Tak ada lagi panggilan si Chila anak SD, Yang ada hanya si Chila playgirl. Hingga suatu saat di kelasnya masuk seorang murid baru. seorang cowok manis bermata cipit dan berlesung pipi sesuai dengan kriteria cowok yang ia sukai. Tak terhindarkan lagi, ia menyukai cowok itu. namun cowok itu sudah lebih dulu mengetahui sifat Chila dari cerita sepupunya yang tepatnya juga sekelas dengan mereka. Hati Chila teriris ketika ia mencoba mengutarakan perasaannya pada si cowok. Ini kali pertamanya mengungkapkan langsung isi hatinya. Biasanya cowok duluanlah yang mengutarakan perasaannya pada dirinya yang cantik itu.
Air matanya tak henti menetes tiap kali mengingat kejadian itu. “ apa sih yang harus aku lakuin??? Bersifat dan bertingkah laku kekanak-kanakan di ejek, berubah jadi agak dewasa malah nggak disukai ama cowok yang aku suka. Apakah emang diriku ini cocok dengan sifat dan tingkah laku yang semula??? Menjadi bahan celaan anak-anak lain??? Kalau emang itulah takdirku, mulai besok semuanya akan kembali seperti semula. Kini tak ada lagi Chila sang playgirl, tak ada lagi Chila si cewek shoping. Yang ada kembali si Chila anak SD jadi anak SMA.
Semuanya kembali heran melihat Chila si anak SD. Semuanya kembali tertawa dan menjadikannya bahan celaan lagi. Chilapun sudah siap akan itu semua, walau menyakitkan terasa di hatinya, rintihan ingin menangis karena malu membuatnya tak tahan berada di kelas itu. Ia menyarankan kepada orag tuanya untuk berpindah sekolah dengan berbagai alas an. namun orang tuanya tak Mengizinkannya untuk pinda. “hmmm diary, ini bener-bener dah takdir Chila. Takdir bersifat kekanak-kanakan selalu, takdir menjadi bahan celaan semua anak-anak yang ada di kelas tak terkeculai kelas sebelah”.
Hingga naik kelas tiga SMA, sifat itu tak kunjung berubah. Chila juga sudah menerima itu pada dirinya. Tak ada lagi yang patut ditangisi, walau itu ejekan yang sangat menyakitkan karena sifatnya.
Kini sudah dua minggu dirinya ngerasain jadi anak kelas tiga sma, tiba-tiba salah seorang cowok menginginkan dirinya untuk jadi pacar. Ia heran, kok bisa ada yang suka ma dia??? Yang tambah membuatnya heran lgi, cowok yang menembaknya itu adalah cowok idolanya sewaktu kelas dua. Kata Ardi - nama cowok idola Chila, ia dulu tak menerima Chila karena nggak menyukai sifat Chila yang berpua-pura jadi anak dewasa yang sebenarnya terlihat sifat kekanak-kanakannya. Iapun senang dan mulai beranggapan akan apa yang ada pada dirinya itu semua adalah karunia. Tak ada yang bisa merubah apa yang telah diberikan dan kalau bisa jangan mencoba merubah sifat atau tinggah laku kita yang semula sudah di berikan pada kita. Yang kesemuanya itu akan berubah dengan sendirinya tanpa kita sadari, seiring waktu yang bejalan, seiring bumi berputar
Download disini Chila Dan Dirinya
Air matanya tak henti menetes tiap kali mengingat kejadian itu. “ apa sih yang harus aku lakuin??? Bersifat dan bertingkah laku kekanak-kanakan di ejek, berubah jadi agak dewasa malah nggak disukai ama cowok yang aku suka. Apakah emang diriku ini cocok dengan sifat dan tingkah laku yang semula??? Menjadi bahan celaan anak-anak lain??? Kalau emang itulah takdirku, mulai besok semuanya akan kembali seperti semula. Kini tak ada lagi Chila sang playgirl, tak ada lagi Chila si cewek shoping. Yang ada kembali si Chila anak SD jadi anak SMA.
Semuanya kembali heran melihat Chila si anak SD. Semuanya kembali tertawa dan menjadikannya bahan celaan lagi. Chilapun sudah siap akan itu semua, walau menyakitkan terasa di hatinya, rintihan ingin menangis karena malu membuatnya tak tahan berada di kelas itu. Ia menyarankan kepada orag tuanya untuk berpindah sekolah dengan berbagai alas an. namun orang tuanya tak Mengizinkannya untuk pinda. “hmmm diary, ini bener-bener dah takdir Chila. Takdir bersifat kekanak-kanakan selalu, takdir menjadi bahan celaan semua anak-anak yang ada di kelas tak terkeculai kelas sebelah”.
Hingga naik kelas tiga SMA, sifat itu tak kunjung berubah. Chila juga sudah menerima itu pada dirinya. Tak ada lagi yang patut ditangisi, walau itu ejekan yang sangat menyakitkan karena sifatnya.
Kini sudah dua minggu dirinya ngerasain jadi anak kelas tiga sma, tiba-tiba salah seorang cowok menginginkan dirinya untuk jadi pacar. Ia heran, kok bisa ada yang suka ma dia??? Yang tambah membuatnya heran lgi, cowok yang menembaknya itu adalah cowok idolanya sewaktu kelas dua. Kata Ardi - nama cowok idola Chila, ia dulu tak menerima Chila karena nggak menyukai sifat Chila yang berpua-pura jadi anak dewasa yang sebenarnya terlihat sifat kekanak-kanakannya. Iapun senang dan mulai beranggapan akan apa yang ada pada dirinya itu semua adalah karunia. Tak ada yang bisa merubah apa yang telah diberikan dan kalau bisa jangan mencoba merubah sifat atau tinggah laku kita yang semula sudah di berikan pada kita. Yang kesemuanya itu akan berubah dengan sendirinya tanpa kita sadari, seiring waktu yang bejalan, seiring bumi berputar
Download disini Chila Dan Dirinya
Komentar
Posting Komentar