Kesadaran diri akan budaya (ARtikel)
"Aku anak muda yang bertanggung jawab".
Hidup didunia ini tidak gratis. Salah satu buktinya, kita harus berusaha keras agar dapat hidup dan bersekolah. Kita juga sebagai anak bangsa harus selalu berusaha keras agar bangsa yang kita semua tempati tinggal ini dapat terjaga dengan baik, jauh dari keburukan-keburukan seperti yang banyak kita dengar sebelum-sebelumnya.
Akhir-akhir ini, sering kita mendengar dan melihat di televisi (tv), tentang kebudayaan kita yang diambil oleh Negara lain bukan!!! Itu merupakan satu tanda kalau Negara kita tidak dapat menjaga kelestarian karya-karyanya dengan baik. Salah satu contoh kebudayaan kita yang hampir saja akan diambil lagi oleh Negara lain yaitu Tari Pendet dari bali (Kota dewa) yang terlihat di iklan pariwisata (M). Oleh karena itu kita harus berusaha selalu agar kebudayaan yang begitu banyak yang kita miliki seperti tari-tarian, senjata-senjata tradisional kita, kerajinan-kerajinan tangan dan lain-lain agar tidak diambil atau diklaim lagi oleh bangsa-bangsa jahil yang kayaknya kurang tau diuntung itu.
Sebagai warga Negara yang baik hati, he……he…… maunya ji, Seharusnya dapat menjaga kebudayaan yang begitu berharga dan dapat pula kita lestarikan dengan baik. Dengan kata lain, Negara-negara salah satu contohnya (M) yang sepertinya sudah terlalu banyak mengklaim budaya kita tidak dapat lagi mengambil kebudayaan kita yang turun temurun itu. Ada baiknya semuanya didaftar seperti kerajinan tangan asal Negara kita Batik yang pada tanggal 2 oktober 2009 barusan.
“hatikku bahagia melihat kebudaayaanku bisa sepenuhnya menjadi milikku. Walaupun sebenarnya di daerahku ini padang sappa/padang subur, kecamatan ponrang kabupaten luwu propinsi Sulawesi selatan, gak tau ada batik tradisionalnya apa tidak. Namun sebagai warga Negara atau warga Indonesia juga harus mendukung hasil karya kota lain, kan sama-sama orang indonesiajiki’ toh? Jadi harus saling membantuki tawwa”
Saya juga masih menunggu informasi dari beberapa siaran ditelevisi dan beberapa media lainnya seperti media massa tentang kebudayaan-kebudayaan yang akan mengikuti jejak Batik. Harapanku lagi adalah moga-moga presiden, wakil presiden, kebinet-kabinet yang pada tanggal 20 oktober 2009 dilantik, memperhatikan kebudayaanku. eh…..maksudnya kebudayaan kita bersama-sama jangan hanya omongan saja.
Seperti kata-kata yang perna aku baca di salah satu media tekhnologi ”Angin masih saja berputar-putar, kadang menerpa muka, telinga dan membuat keringat di badan jadi kering. Acap kali orang bilang, ahhhhh hanya angin surga, hanya manis di mulut tapi tak ada nyatanya.”
”kau punya niat baik, aku punya niat baik, kenapa niat baik sama niat baik berkelahi!”
Begitulah kalimat dalam sajak almarhum W.S. Rendra, karena dalam hidup tak hanya cukup niat baik. Tak hanya niat, kadang kerja baik dengan kerja baik juga tak saling bertemu, lalu apa yang saling bertemu dan bersama dalam hidup?????????????????
Bisa saja hanya ruang yang membuat orang saling dekat, bisa saja hanya waktu yang mempertemukan orang. Pragmatisme membangun pilar bahwa kepentinganlah yang dapat mempersatukan orang walau itu hanya sesaat dan bahkan sesat. Salahkah Bung Karno dengan romantismenya mempersatukan beberapa pilar besar atas nama Republik?
Sekali lagi mungkin itu hanyalah tafsir sejarah yang bisa membuat segala yang bergerak menjadi teratur dan bisa dibaca. Bahkan pikiran dan jalan diri sendiripun tak bisa dibaca, karena itulah sebagian besar orang hidup dalam situasi stres dan sakit jiwa.
Mendengar sajak almarhum itu, tentunya kita berfikir apakah (M) dengan niat baiknya mengambil kebudayaan kita? Terus dengan niat baik apa? Itu mah niat buruk.
Saya tak ingin kejadian yang sudah berulang kali terjadi itu kembali, terjadi untuk yang kesekian kalinya. Tak ada yang penting selain melindungi hak kita sepenuhnya.
Mari kita perjuangkan kebudayaan yang seharusnya kokoh menjadi milik kita bukan milik negara yang kerjanya hanya bisa mmengklaim kebudayaan orang lain. Buatlah pertahanan khusus agar semuanya dapat terjaga dengan baik.
Di Negara kita yang sangatlah kaya ini, ada banyak karya yang kayaknya masih kurang dikenali oleh berbagai orang. Maka dari itu perkenalkanlah karya anak bangsa kita dengan cara selalu mengadakan acara-acara pertunjukan. Masa kita kalah dengan mahasiswi-mahasiswi asing yang baru-baru saja mementaskan kesenian yang berasal dari negara kita. Masa sebagai pemilik, kita tidak bisa memperkenalkannya dengan baik. Apakah kalian mau kalau kesemua itu yang memperkenalkannya orang asing? Bisa-bisa nanti kalau terlalu keseringan bisa menganggap itu milik mereka soalnya kan merekalah yang selalu mempertunjukannya. Nggak malu ya? Oleh karena itu, kita jangan hanya memikirkan apa yang tidak penting. Sesuatu yang kerjanya hanya menghabiskan waktu luang kita, waktu luang sebenarnya bisa kita manfaatkan dengan baik seperti berlatih atau mempelajari kebudayaan. Selain diklaim oleh negara kita, banyak juga dari permainan-permaianan rakyat yang sepertinya mulai punah karena tak ada lagi anak yang mau memainkannya. Katanya, ini kan udah masa teknologi atau modern, jadi itu udah nggak penting. Anak desa saja yang lebih dikenal sering memainkan permainan rakyat sudah mulai terpengaruh dengan kebiasaan orang—orang kota atau orang-oranga yang mengatakan diri mereka modern itu. Jadi permainannya sudah banyak yang hilang deh akibat dari kemajuan tekhnologi yang semakin-semakin canggih.
Komentar
Posting Komentar