Pengorbanan - Ina
Para dokter yang di tujukan
menanganinya tengah mencurahkan
seluruh tenaganya. Berulan kali sang
dokter melakukan penangan yang
mereka ketahui.
Mereka berusaha sekuat tenaga
menyelamatkan seorang gadis remaja
yang berumur 18 tahun.
Gadis tersebut sedang menjalani
perawatan atas penyakit kanker otak
yang dideritanya.
Gadis tersebut mulai mengetahui
penyakitnya ketika banyak darah yang
keluar dari lubang hidungnya.
*****
Setelah aku tahu bahwa aku ternyata
bukan anak bunda ama ayah, aku
harus berusaha mencari orang tuaku
yang sebenarnya.
Aku sayang ma ayah juga bundaku.
Aku tidak ingin kehilangan mereka.
Merekalah pengisi hatiku, penolong.
Mereka adalah pahlawan yang paling
berarti buatku.
Walau orang tua kandungku itu sangat
kejam kepadaku. Namun dia adalah
orang yang melahirkanku. Celetuk Ina
pada buku diarynya.
Setiap hari yang ia lakukan hanya
berkeluh kesah pada buku diarynya
yang sudah menemaninya selama ini.
Hanya itu yang bisa menenangkan
fikirannya akan semua apa yang yang
telah di ketahuinya.
Hari ini adalah tepat seminggu darah
mengalir di sela-sela hidungnya. ia
masih saja berangkat kekampusnya.
sering kali darah itu mengalir di jam
pelajaran dan sering kali ia harus
bergegas menuju toilet kampusnya.
seminggu ini, ia belum pernah
memeriksa dirinya ke rumah sakit.
menurutnya itu hanya sekedar
mimisan saja yang tidak penting untuk
di cek up.
sering kali pula setiap darah itu keluar
muncul seorang cowok tanpa rasa iba
mengejeknya.
ina hanya satai, sedikitpun tak
menggubris sang cowok karena
emang udah dari sd anaknya gitu.
ina sempat heran!! kok bisa banget
dia masuk di kampus, fakultas,
jurusan, dan kelas yang sama.
padahal ina sudah sangat muak
melihat tingkah orang itu.
sempat sebelum orang itu belumw
menjadi-jadi , ina menanam cowok itu
di hatinya. namun lambat laun benih
yang tertanam yang semula ia
harapkan akan tumbuh subur malah
mati dan hilang.
“iiccccc udah gede tapi masih ingusan.
ingusnya merah pula. hahahahaha
anak kecil anak kecillll” ledek Rio-
cowok yang di bencu Ina.
selalu saja ejekan, usilan yang
didapatkan Ina dari Rio.
Makin hari kepala Ina makin pusing.
selalu saja terasa ingin pingsan.
*******
Sore ini ia harus bisa memasukkan
bola ke ring lawan. ia harus menang.
Ina adalah salah satu anak yang
diandalkan di dalam tim basket puteri
kampusnya. berbagai macam
pertandingan telah dia ikuti sejak sma.
hal itu membuatnya diajak masuk di
timnya kali ini.
“Inaaaaaaaaaaaa, ” teriak salah
seorang sahabatnya menghampirinya
ketika pertandingan usai.
terlihat gadis yang satu itu panik. ia
sangat tergesah-gesah menghampiri
ina.
“Ina, Rio kecelakaan.”
Ina mengerutkan keningnya. menatap
fifi dengan expresi penuh tanya.
“aku gak boong. ayo ke rumah sakit
sekarang.” ajak fifi meyakinkan Ina.
kondisi Rio sangat memprihatinkan.
bola matanya keluar dan memerlukan
seseorang yang baik hati untuk
mendonorkan matanya untuknya.
Ina keluar dari kamar Rio. belum
sampai depan pintu, ina sudah jatuh
duluan. Kepala dirasakan sangat sakit.
dengan segera ia dilarikan ke ICU untk
mendapatkan perawatan.
******
“awal mula ina masul rumah sakit.
dan awal
mula semuanya tahu kalo ina ternyata
mengidam penyakit berbahaya.
aku gak nyangka kalo ternyata ina
sakit sampai separah itu. aku nyesal
selalu mengganggunya. aku nyesel tak
memperhatikannya.
sebelum meninggalkan aku dan
semuanya, ina sempat berpesan
untuk mendonorkan matanya
kepadaku.
aku gak habis pikir kenapa ina masih
saja baik padaku? padahal aku selalu
menjailinya. mengusik kehidupannya
sampe-sampe ia gak tenang banget.
Inaaaa aku minta maaf.
ina juga sempat berpesan kepadaku
melalu perantara fifi, kalau dia mati
nanti. aku harus mencari kalian dan
memberitahukan kondisinya.
ina juga berterima kasi kepada anda
karena telah melahirkannya. walau
anda kejam telah membuangnya
ketempat sampah. ia masih tetap
sayang sama kalian. Ina telah tiada
untuk selamanya. di sudah tenang di
alam sana.” Rio berusaha tegar
menceritakan semuanya kepada
wanita paruh baya di sampingnnya,
yang tak lain adalah ibu kandung ina
yang ia cari.
sekejap semuanya hening. suara
senduh-senduh tak henti di keluarkan
ibu ina.
*******
dokter masih terus berusaha
menyelamatkan ina.
namun semuanya sudah terjadi. Ina
tak dapat di tolong lagi. ia sudah pergi
untuk selamanya, meninggal semua
kebaikannya di bumi ini.
tangisan seketika pecah. mengisi
ruangan ICU yang semula sunyi
senyap. hanya ada suara mesin.
semuanya harus menerima itu.
selamat jalan ina. kamu kan selalu ada
di hati kami.
menanganinya tengah mencurahkan
seluruh tenaganya. Berulan kali sang
dokter melakukan penangan yang
mereka ketahui.
Mereka berusaha sekuat tenaga
menyelamatkan seorang gadis remaja
yang berumur 18 tahun.
Gadis tersebut sedang menjalani
perawatan atas penyakit kanker otak
yang dideritanya.
Gadis tersebut mulai mengetahui
penyakitnya ketika banyak darah yang
keluar dari lubang hidungnya.
*****
Setelah aku tahu bahwa aku ternyata
bukan anak bunda ama ayah, aku
harus berusaha mencari orang tuaku
yang sebenarnya.
Aku sayang ma ayah juga bundaku.
Aku tidak ingin kehilangan mereka.
Merekalah pengisi hatiku, penolong.
Mereka adalah pahlawan yang paling
berarti buatku.
Walau orang tua kandungku itu sangat
kejam kepadaku. Namun dia adalah
orang yang melahirkanku. Celetuk Ina
pada buku diarynya.
Setiap hari yang ia lakukan hanya
berkeluh kesah pada buku diarynya
yang sudah menemaninya selama ini.
Hanya itu yang bisa menenangkan
fikirannya akan semua apa yang yang
telah di ketahuinya.
Hari ini adalah tepat seminggu darah
mengalir di sela-sela hidungnya. ia
masih saja berangkat kekampusnya.
sering kali darah itu mengalir di jam
pelajaran dan sering kali ia harus
bergegas menuju toilet kampusnya.
seminggu ini, ia belum pernah
memeriksa dirinya ke rumah sakit.
menurutnya itu hanya sekedar
mimisan saja yang tidak penting untuk
di cek up.
sering kali pula setiap darah itu keluar
muncul seorang cowok tanpa rasa iba
mengejeknya.
ina hanya satai, sedikitpun tak
menggubris sang cowok karena
emang udah dari sd anaknya gitu.
ina sempat heran!! kok bisa banget
dia masuk di kampus, fakultas,
jurusan, dan kelas yang sama.
padahal ina sudah sangat muak
melihat tingkah orang itu.
sempat sebelum orang itu belumw
menjadi-jadi , ina menanam cowok itu
di hatinya. namun lambat laun benih
yang tertanam yang semula ia
harapkan akan tumbuh subur malah
mati dan hilang.
“iiccccc udah gede tapi masih ingusan.
ingusnya merah pula. hahahahaha
anak kecil anak kecillll” ledek Rio-
cowok yang di bencu Ina.
selalu saja ejekan, usilan yang
didapatkan Ina dari Rio.
Makin hari kepala Ina makin pusing.
selalu saja terasa ingin pingsan.
*******
Sore ini ia harus bisa memasukkan
bola ke ring lawan. ia harus menang.
Ina adalah salah satu anak yang
diandalkan di dalam tim basket puteri
kampusnya. berbagai macam
pertandingan telah dia ikuti sejak sma.
hal itu membuatnya diajak masuk di
timnya kali ini.
“Inaaaaaaaaaaaa, ” teriak salah
seorang sahabatnya menghampirinya
ketika pertandingan usai.
terlihat gadis yang satu itu panik. ia
sangat tergesah-gesah menghampiri
ina.
“Ina, Rio kecelakaan.”
Ina mengerutkan keningnya. menatap
fifi dengan expresi penuh tanya.
“aku gak boong. ayo ke rumah sakit
sekarang.” ajak fifi meyakinkan Ina.
kondisi Rio sangat memprihatinkan.
bola matanya keluar dan memerlukan
seseorang yang baik hati untuk
mendonorkan matanya untuknya.
Ina keluar dari kamar Rio. belum
sampai depan pintu, ina sudah jatuh
duluan. Kepala dirasakan sangat sakit.
dengan segera ia dilarikan ke ICU untk
mendapatkan perawatan.
******
“awal mula ina masul rumah sakit.
dan awal
mula semuanya tahu kalo ina ternyata
mengidam penyakit berbahaya.
aku gak nyangka kalo ternyata ina
sakit sampai separah itu. aku nyesal
selalu mengganggunya. aku nyesel tak
memperhatikannya.
sebelum meninggalkan aku dan
semuanya, ina sempat berpesan
untuk mendonorkan matanya
kepadaku.
aku gak habis pikir kenapa ina masih
saja baik padaku? padahal aku selalu
menjailinya. mengusik kehidupannya
sampe-sampe ia gak tenang banget.
Inaaaa aku minta maaf.
ina juga sempat berpesan kepadaku
melalu perantara fifi, kalau dia mati
nanti. aku harus mencari kalian dan
memberitahukan kondisinya.
ina juga berterima kasi kepada anda
karena telah melahirkannya. walau
anda kejam telah membuangnya
ketempat sampah. ia masih tetap
sayang sama kalian. Ina telah tiada
untuk selamanya. di sudah tenang di
alam sana.” Rio berusaha tegar
menceritakan semuanya kepada
wanita paruh baya di sampingnnya,
yang tak lain adalah ibu kandung ina
yang ia cari.
sekejap semuanya hening. suara
senduh-senduh tak henti di keluarkan
ibu ina.
*******
dokter masih terus berusaha
menyelamatkan ina.
namun semuanya sudah terjadi. Ina
tak dapat di tolong lagi. ia sudah pergi
untuk selamanya, meninggal semua
kebaikannya di bumi ini.
tangisan seketika pecah. mengisi
ruangan ICU yang semula sunyi
senyap. hanya ada suara mesin.
semuanya harus menerima itu.
selamat jalan ina. kamu kan selalu ada
di hati kami.
Published with Blogger-droid v2.0.4
Komentar
Posting Komentar